Sunday, October 12, 2008

Zebby Merekamnya..

Perasaan saya berkecamuk.. campur aduk..

Tadi malam tiba2 aja zebby menanyakan peristiwa yg terjadi bulan agustus lalu di rumah saya. Peristiwa perkelahian antar teman sesama Indonesia dan sayangnya hal itu terjadi di rumah saya sedangkan kita sekeluarga ngga ikutan dalam masalah itu. Kita serumah heran, kenapa tiba2 zebby teringat peristiwa itu lagi..

Saya coba memahami zebby.. Salah seorang dari kawan yg terlibat perkelahian itu, sebenarnya adalah seseorang yg sangat dekat dengan keluarga kita, bahkan mungkin bisa kita anggap seperti adik sendiri. Kita mengenalnya sebagai seorang yg sangat santun dan memiliki tata bahasa yg bagus. Zebby juga sayang banget sama dia, bahkan kalo dia ke rumah, zebby pasti langsung antusias. Tapi setelah perkelahian itu, imej dia di mata zebby sangat berubah.

Saya yakin, zebby kangen sama temen kita itu, tapi ketakutan dia terhadapnya jauh lebih besar. Bahkan zebby bilang next time kalo ketemu sama dia (sebut aja Om X) "Please save me".. "Don't let me meet him"
Berarti kejadian malem itu sangat membekas di hati zebby.
Yang zebby tau, namanya Om X itu adorable banget, tapi malem itu Om X berkelahi. Sepertinya hal itu sudah mengubah imej Om X seketika di pikiran dia.

Bayangkan jika anda berada di posisi saya..
Anda seorang ibu dari seorang anak usia 4 taun. Anda berusaha melindungi anak anda dari apapun hal2 yg berbau kekerasan termasuk dari TV sehingga anda menganggap bahwa anda sedikit berhasil karena anda liat anak anda ngga pernah sekalipun memukul orang. Anda tidak pernah sekalipun memberikan hukuman fisik pada anak anda jika dia berbuat kesalahan. Tiba2 ada beberapa teman membuat kerusuhan di rumah anda dan putri anda yg sangat anda sayangi itu melihat perkelahian sampai dia menangis dan sedikit mengalami trauma...

Adakah sesuatu yg tidak wajar kalo saya marah ke mereka sampai kayak orang kesurupan dan mengeluarkan sumpah serapah saya?.. Adakah sesuatu yg tidak wajar kalo saya memiliki rasa sakit hati yg begitu mendalam? Adakah peristiwa seperti ini adalah hal yg biasa? Anak saya yg cuma satu orang ini memiliki sebuah rekaman hitam di dalam otaknya..

Saya ngga mau tau masalah apa yg menyebabkan perkelahian itu. Yang saya sesali adalah mereka menggunakan rumah saya sebagai tempat berkelahi sampai anak saya melihat sendiri dan tetangga saya depan rumah hampir lapor polisi. Beberapa teman dekat memberitahu saya, ada yg bilang kalo kronologis peristiwa yg ditulis oleh suami saya di milis PPI UPM adalah sesuatu yg dibesar2kan.. Apa sih motivasi kami untuk membesar-besarkan cerita itu? Mungkin yang dimaksud adalah lapor polisi itu hanya gertak sambalnya tetangga saya. Tapi toh kenyataannya di Malaysia ini kalo ada perkelahian, beneran urusannya sama polisi seperti yg saya pernah ceritakan di sini. Saya dan suami tinggal di Malaysia hampir 6 tahun dan kayaknya lebih lama dari kebanyakan temen-temen pelajar di sini. Sekali lagi suami saya difitnah telah membesar-besarkan peristiwa tersebut. Mudah-mudahan teman2 yang diceritain bisa mikir, buat apa kita membesar2kan peristiwa itu, karena kita sendiri ngga terlibat kok dalam masalah mereka, kita ini hanya kena imbasnya.
Tapi ngga apa2, karena Allah pelan2 mulai membuka Allah membukakan sebuah kebenaran yang sekarang cahayanya sudah mulai terlihat...Dan demi Allah apa yg ditulis oleh suami saya di milis PPI-UPM adalah sesuatu yang benar.

Sekarang yg sedang berusaha kita serumah lakukan adalah
1. Berdoa banyak2 karena dengan posisi orang terfitnah/teraniaya seperti ini, doa2 insya Allah dikabulkan.. Alhamdulillah bulan Ramadhan dan sampe hari kemarin, Allah mengganti fitnah yang kami terima dengan tak henti2nya memberikan rahmat dan rizki-Nya pada kami serumah.
2. Kita juga berusaha mendoakan semoga orang2 yg terlibat perkelahian dibukakan pintunya oleh Allah sehingga sadar dan tidak mengulangi perbuatannnya seperti yang telah mereka lakukan di rumah kami.
3. Berusaha memaafkan teman2 yg berbuat onar walaupun sampai detik ini mereka tidak pernah datang ke rumah kita dan menyelesaikan perkara termasuk minta maaf ke housemate saya yg salah satu giginya pecah karena terhantam pagar..Padahal sebelomnya saya alot banget buat membuka pintu maaf *duuhh maafkan saya ya Allah* tapi dengan semangat Syawal ini, saya berusaha melapangkan hati saya dan itu ngga mudah..Meskipun yang namanya luka selalu akan ada bekasnya.. Sekarang buat dateng ke acara2 PPI, saya masih mikir2, karena zebby ternyata mengalami trauma dan ketakutan untuk berjumpa dengan Om X... Saya dan MA hanya memikirkan zebby...
Perlu dicatat, tidak ada secuil pun rasa takut terhadap manusia, hanya kepada Allah SWT-lah kami takut.


Doain ya frens, semoga kita serumah bisa bantu zebby buat ngelupain itu semua..

1 comment:

Asih Najib Evan said...

Memang anak-anak memorynya masih kuat banget Geb, anakku Sultan umur 8 tahun juga kadang membuat aku bingung menanyakan hal-hal yang sudah lama terjadi.
Mudah-mudahan Zebby bisa sgera ngilangin kenangan yang buruk ya..