Tuesday, November 23, 2010

Bersikap Jujur Terhadap Anak

Terinspirasi dari buku Sakinah Bersamamu karya mbak Asma Nadia, yang membahas tentang sifat jujur :) Disana diceritakan seorang ibu yang menyuruh anaknya berbohong kepada tukang kredit karena dia sedang tidak mempunyai uang untuk membayar cicilan kreditannya.

Berbicara tentang jujur, memang sebuah keadaan yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diterapkan. Kadang-kadang, ada kebohongan kecil yang terselip dalam pembicaraan yang terkadang tidak semua orang meyadarinya. Bahkan ada yang menghalalkan kebohongan dengan alasan bohong untuk kebaikan.. Hmm, tetep aja yang namanya bohong yah bohong kan? Hehehehe

Kadang kala kita lupa, selalu menganggap anak-anak adalah seorang insan yang tidak tahu (atau bahkan tidak perlu tahu?) apa-apa. Anak-anak adalah manusia kecil, yang mempunyai hati, perasaan, dan juga pikiran, dimana didalam otaknya banyak ruangan yang masih kosong, yang bisa digunakan untuk merekam segala kejadian di sekelilingnya. Kejadian baik dan buruk akan sangat mudah terekam didalam pikirannya, dan akan selalu teringat bahkan bisa sampai seumur hidupnya. Jadi, memberikan penjelasan yang bisa dia terima dengan kemampuan akalnya merupakan hal yang penting dalam mendidik anak sejak dini.. Sayangnya ada orang tua yang suka malas untuk menjelaskan sesuatu kepada anaknya sehingga dia jawab seadanya supaya si anak diam dan tidak bertanya lagi. Aduh Bu, ngga gitu dong caranya mendidik anak :(

Apa yang ditulis mbak Asma didalam bukunya, memang adalah kejadian yang sehari-hari banyak kita temui. Misalnya anak yang merengek minta mainan, kemudian karena harga mainannya mahal, terpaksalah si Ibu berbohong supaya si anak diam Ada juga yang terbiasa menakut-nakuti anak dengan cara memunculkan imej hantu sehingga si anak menjadi penakut dan berpikir bahwa hantu adalah nyata. Hal yang juga biasa terjadi adalah kalau si anak berbuat kesalahan, orang tua akan tertawa serta mencela didepan orang banyak yang akhirnya menyebabkan si anak menjadi pemalu dan kurang percaya diri L

Satu kejadian yang sempat membekas di hati saya adalah ketika ada seorang ibu, wanita karir, terpaksa membohongi anaknya dengan berkata ini dan itu ketika dia akan berangkat bekerja supaya si anak tidak rewel dan menangis saat ditinggal dengan pembantunya. Pertama-tama, trik tersebut akan manjur bagi si anak, tapi beberapa waktu kemudian, trik tersebut sudah basi buat si anak. Akibatnya si anak ngga percaya lagi dengan omongan ibunya.. Sedih ngga sih, kalo anak ngga percaya sama ibunya sendiri??

Ohya, dulu pernah suami saya (MA), sedang mainan tembak2an sama zebby dan pura-pura mati. Langsung saya jawil MA dan berbisik ke dia, bahwa saya ngga setuju dengan adegan pura-pura mati itu. Kenapa?? Karena saya ingat kejadian yang menimpa Michael Jackson saat meregang nyawa, merasa kesakitan dan anak2nya tertawa karena anak-anaknya berpikir, ayahnya sedang bercanda. Padahal saat itu, MJ memang sedang merasakan kesakitan yang akhirnya merenggut nyawanya itu. Ya, semua akibat dulunya MJ suka bermain dengan adegan pura-pura kesakitan seperti itu, sehingga saat MJ merasakan kesakitan sungguhan, anak-anaknya tidak percaya. Mengerikan kan?

Kejujuran merupakan hal dasar yang sangat penting untuk dipupuk dari kecil. Jadi jangan pernah memulai sebuah kebohongan terhadap anak karena akan ada kebohongan kedua dan seterusnya. Jangan pernah malas untuk melayani pertanyaannya karena anak-anak adalah insan yang sedang berkembang, yang memiliki rasa keingin tahuan terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Mari kita didik anak-anak kita supaya kelak menjadi manusia yang baik, jujur dan amanah.

Friday, November 19, 2010

Jangan pernah membandingkan anak kita..

Perasaan yang sama selalu terasa setiap kali saya menghadapi kejadian ini.. Yaitu kalau seorang ibu yang suka membandingkan anaknya dengan saudaranya atau teman-temannya.. Hhh :(

Sejak kecil, saya dan MA berusaha untuk tidak membandingkan zebby dengan siapapun. Karena dari apa yang saya baca, membandingkan anak kita dengan anak2 lain merupakah salah satu KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK yang sangat mempengaruhi psikologis dia di masa mendatang. Tahukah anda semua, bahwa hal ini bisa membuat dia menjadi orang yang tidak percaya diri, tidak menjadi dirinya sendiri dan juga bisa menjadikan dia seorang yang pendendam. Kenapa? Ya karena dia tidak suka melihat orang lain lebih dari dirinya sebab kalau ada orang yang melebihi dirinya, orang tuanya akan membandingkannya dengan orang tersebut. Kalau sudah begini, maka kebencian lah yang akan muncul terhadap orang yg membandingkan dan yang dibandingkan. Efek lain dari membandingkan anak ini adalah bisa menjadikan dia seorang pembohong karena dia akan selalu ngibul bahwa dia memiliki segala kelebihan untuk menutupi kekurangannya itu..

Mau tidak mau, sebenarnya membandingkan anak kita dengan orang lain adalah cerminan dari keegoisan kita, karena kita menginginkan sesuatu pada anak kita dengan cara yang tidak benar. Membandingkan anak sama dengan memaksakan anak untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya, hanya menjadikannya sebagai pantulan dari diri orang lain. Apakah anda mau anak anda menjadi sebuah pantulan dari orang lain?

Ada sebuah kalimat bijak yang disampaikan oleh Dorothy Low Nolte. “Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan. Jika ia banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang. Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan menjadi minder. Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar. Jika anak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri. Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa percaya diri.”Ketika ingin membandingkan anak, maka bukan dengan orang lain juga bukan dengan saudara. Bandingkan anak itu dengan dirinya sendiri, bagaimana yang dulu dengan sekarang. Jika anak ada perubahan ke arah positif, maka sesungguhnya nilai yang baik bagi anak. Sebaliknya jika anak mengalami perubahan ke arah yang negatif, maka arahkan agar hal itu tidak terjadi.

Menurut saya, seorang anak memiliki keunikan dan karakter yang khas, dan kita sebagai orang tua bisa membantu mereka untuk mengembangkannya sehingga anak menjadi lebih percaya diri karena keunikannya itu. Jangan selalu menganggap bahwa prestasi sebuah anak hanya dinilai dari kemampuannya di bidang akademik. Coba gali bakat dan potensi dia sehingga kita bisa mendukung untuk mengembangkannya.

Tuesday, November 02, 2010

Dekat Pada-Mu

Saat kucoba dekatkan diriku pada-Mu ya Allah
dengan menutup kepala dan tubuh ini dengan hijab,
mereka hina aku..
bahwa hijab ini hanya untuk menutupi sesuatu yang tidak sempurna atas tubuh yang telah kau ciptakan ini, Ya Rabb..

Saat kucoba dekatkan diriku pada-Mu ya Allah..
dengan mengutarakan hadist dan ayat-ayat suci dari-Mu
mereka cela aku, bahwa aku ini orang yang sok agamis
dan mereka tak henti-hentinya menyudutkanku..

Saat kucoba dekatkan diriku pada-Mu ya Allah..
dengan cara mencari rezeki yang halal, berjuang siang dan malam
dan ketika kuingin berbicara sedikit saja,
mereka cap aku menjadi manusia yang sombong..

Ya Allah, aku redha..
aku ikhlas karena aku tahu siapa yang mencaci aku
aku tahu siapa yang menghina aku serta mencela aku
karena Rasulullah pun mengalaminya, apalagi seorang hamba biasa seperti aku.
Ku takkan menyerah ya Allah, karena aku yakin semuanya itu akan semakin membuatku
lebih dekat pada-Mu..